lpmmotivasi.com- Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater Peron Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) menyelenggarakan Pentas Produksi ke-74 pada Senin, 15 Juli 2019 di Teater Arena Taman Budaya Jawa Tengah. Pementasan kali ini mengangkat naskah karya Putu Wijaya berjudul CIPOA. CIPOA adalah sebuah istilah yang menjadi tren sekitar tahun 2000-an yang berarti menipu atau berbohong. Acara ini bertujuan untuk menyalurkan potensi antar anggota. “Pementasan ini kan rutin, tiap tahunnya ada. Jadi untuk menyalurkan potensi anggota,” ucap Reni, mahasiswi Pendidikan Akuntansi 2017 selaku ketua panitia.
Pementasan kali ini telah disiapkan sekitar 2 bulan. Shafira, mahasiswi Pendidikan Sejarah 2017 yang berperan sebagai pekerja mengungkapkan bahwa kendala utama yang dihadapi yaitu terkait tempat. “Kendala utama ya masalah tempat. Sebenarnya Teater Peron mau 2 tempat. Tetapi tahun ini hanya di satu tempat. Ini karena ada libur kuliah.” Ia juga menambahkan adanya kendala lain yaitu terkait finansial. Tetapi kendala tersebut dapat diatasi dengan baik, sehingga Peron dapat tampil maksimal pada pementasan kali ini.
Acara diawali dengan pembukaan oleh MC yang dilanjutkan perkenalan para pemain yang terdiri dari Juragan, Istri Juragan, Alung (pembantu Juragan), pekerja tambang, pimpinan pekerja, centeng (bodyguard), pembeli kaya, Tivri (Mandor), dan Fitri (Isitri Tivri). Selanjutnya, masuk pada acara inti, yaitu pementasan. Pementasan yang bercerita tentang kebohongan penguasa ini berlangsung selama kurang lebih 2,5 jam dan berhasil membawa penonton larut pada penampilan pemain. Tak hanya pemain, tetapi pemusik dan penata cahaya juga berhasil tampil dengan apik. Pementasan yang disutradarai oleh Lanwicad, alumni Peron ini berlangsung dengan meriah.
Pementasan ini ditujukan untuk umum, baik mahasiswa maupun masyarakat. Selain itu, ada pula tamu undangan, yaitu alumni Peron dan orang tua. Faris Dandal Kautsar, salah satu penonton yeng baru pertama kali menyaksikan pementasan dari Peron mengungkapkan bahwa penampilan Peron benar-benar bagus. “Saya ke sini awalnya karena diajak adik divisi saya, dan benar, ketika menonton ternyata semua di luar ekspektasi saya, benar-benar bagus banget semuanya,” ujarnya. Ia juga berharap agar penonton bisa lebih ramai dan Peron dapat pentas di panggung yang lebih megah lagi.
Senada dengan Faris, Shafira juga berharap Peron bisa tampil di tempat yang lebih baik lagi, serta dapat menyajikan karya yang bermanfaat bagi masyarakat. “Semoga Teater Peron bisa memberikan karya yang bukan hanya sekadar karya, tetapi juga ilmu kepada masyarakat, seperti kritik-kritik sosial, karena bisa mudah dipahami oleh orang luar,” tambahnya. Pementasan ini ditutup dengan dialog yang diucapkan oleh Juragan, “Jujur pada pemimpin, jujur pada diri sendiri, dan jujur pada rakyat.”
Ika Yulianti
Mar’atul Hidayah