Home Resensi Sebuah Pilihan Menjadi Vegetarian

Sebuah Pilihan Menjadi Vegetarian

by admin
0 comment

Novel laris ini mengisahkan jalinan cerita yang kuat, mencekam, sekaligus indah meski menyiratkan kepedihan.

Kim Yeong Hye, seorang perempuan biasa, berubah perilakunya setelah menjadi vegetarian gara-gara diganggu mimpi buruk berkepanjangan. Obsesi menjadi vegetarian ini membuat hubungannya dengan sang suami bermasalah. Namun, obsesi itu berkembang makin ganjil hingga membuahkan beragam kisah mencekam dalam buku ini dan berujung pada peristiwa-peristiwa tak terduga.

Lewat novel ini Han Kang menampilkan dirinya sebagai salah satu pengarang terdepan Asia, bahkan dunia, saat ini. Buku ini memang amat layak meraih Man Booker International Prize, penghargaan internasional bergengsi.

Nama Han Kang mulai dilirik ketika tahun 2016 novel Vegetarian memenangkan Man Booker International Prize, penghargaan untuk novel terjemahan terbaik dari seluruh dunia.

Novel ini ditulis dalam tiga sudut pandang, tiga perspektif yang beragam dalam menyikapi Kim Yeong Hye yang mendadak menjadi vegetarian dan berhenti makan daging. Alasan Kim Yeong Hye yang dianggap tidak jelas berhasil merusak hubungan Kim Yeong Hye bersama keluarganya.

Kim Yeong Hye bercerai dengan suaminya. Hubungan dengan orang tuanya mulai memburuk sejak sang ayah mencoba menjejalkan daging ke mulutnya. Hubungan dengan kakaknya pun bisa dibilang tidak sama lagi, ketika suami sang kakak membuat film semi porno dengan Yeong Hye.

Young Hye sendiri menjadi vegetarian karena mimpi buruk yang terus menghantuinya dan menurutnya, daging dan darah yang dimakannya masih tersangkut dalam tubuh.

Jeritan dan isak tangis bercampur dan terkunci di sana. Gara-gara daging. Terlalu banyak makan daging. Nyawa-nyawa itu tersangkut di sana. Darah dan daging dicerna dan menyebar ke setiap sudut tubuh. Ampasnya memang sudah dikeluarkan, tapi nyawa-nyawanya bersatu dan menempel dengan kuat.” (hlm. 59)

Beberapa orang menyebutkan bahwa novel ini terasa seperti The Metamorphosis karya Franz Kafka. Karena memang, Young Hye bahkan pernah menganggap dirinya adalah pohon dan mengeluarkan daun-daun dari tubuhnya. Selain itu, novel ini mencekam dan menyedihkan disaat yang bersamaan.

Han Kang sendiri mengakui bahwa ketika menulis menulis Vegetarian, ia mempertanyakan persoalan sebagai seorang manusia. “Khususnya saya ingin mendeskripsikan seorang wanita yang putus asa kepada manusia lainnya dan manusia yang merasa ditolak oleh manusia lainnya. Dan wanita yang mengalami kekerasan.” kata Han Kang.

Kim Yeong Hye—seorang perempuan biasa—yang mendadak terobsesi menjadi vegetarian berhasil membuat kita berpikir banyak hal. Eka Kurniawan menuliskan, kita bisa melihat bahwa perubahan apa pun, apalagi mendadak dan nyaris tanpa asal-usul yang jelas, bisa mengacaukan banyak hal. Dan ya, pilihan mendadak Yeong Hye membuatnya kehilangan suami, orang tuanya sudah tidak peduli, hingga berakhir di rumah sakit jiwa.

Novel dengan judul Vegetarian ini sebenarnya tidak banyak membahas soal vegetarisme, baik dari segi kesehatan, lingkungan, spiritual, maupun ideologi. Karakter yang kuat menjadi salah satu kelebihan novel ini. Han Kang berhasil membawa setiap karakternya begitu hidup, sekaligus membuat pembaca ikut merasakan kesedihan dan suasana gelap yang ditawarkan Han Kang.

Karya penulis lulusan Sastra Korea di Universitas Yonsei ini sangat disarankan bagi mereka yang suka dengan cerita horor, gelap, psikologi dan bagi yang penasaran dengan pemenang Man Booker International Prize. Tapi, jika kamu salah satu orang yang tidak kuat membaca narasi yang gelap dan mencekam, serta narasi yang cukup vulgar—meskipun tidak terlalu—mungkin bisa kembali berpikir untuk membacanya.

Meskipun begitu, Vegetarian adalah salah satu novel gelap yang berhasil membuat kita berpikir kembali, mempertanyakan persoalan sebagai seorang manusia.

 

Faridatul Mardhiyyah

Kamu Bisa Baca Artikel Lainnya

Kamu Bisa Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment