Sudah lebih dari satu tahun sejak surat edaran dari Mendikbud yang mengharuskan pembelajaran dilakukan dalam jaringan (daring) belajar di rumah diterbitkan. Pembelajaran yang dilaksanakan secara daring ini merupakan hal yang baru bagi pelajar dan mahasiswa serta guru dan dosen (pendidik), sehingga memerlukan proses adaptasi yang tidak mudah. Hal ini menyebabkan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan kurang maksimal dan membutuhkan berbagai alternatif penyelesaian segera mungkin agar masalah ini dapat teratasi.
Permasalahan yang ditemui oleh pendidik, yakni harus memutar otak untuk memaparkan materi agar Standar Kompetensi Kelulusan (SKL) yang telah ditetapkan dapat tercapai. Penguasaan dan pemanfaataan teknologi masa kini untuk pelaksanaan kegiatan pembelajaran salah satu masalah yang paling banyak ditemui di lapangan. Hal ini dikarenakan ada pendidik yang usianya tidak muda lagi sehingga kesulitan untuk mempelajari dan mengoperasikan teknologi baru. Jika tidak menggunakan berbagai teknologi masa kini dalam kegiatan belajar terkadang akan menyebabkan suasana membosankan dan peserta didik sukar memahami materi yang diberikan oleh pendidik. Dalam hal ini, mau tak mau pendidik harus membuat formula pembelajaran dan berusaha keras untuk menyesuaikan peserta didik dalam hal teknologi dan penyampaian materi agar pembelajaran yang dilaksanakan berjalan secara efektif.
Selama pelaksanaan pembelajaran daring ini, pelajar dan mahasiswa juga mengalami berbagai kesulitan. Pembelajaran yang tidak dilakukan secara tatap muka dan terbatas membuat peserta didik harus memahami materi yang diberikan secara mandiri atau bisa dibantu oleh keluarga dan belum tentu dapat dijalankan secara maksimal. Hal ini dikarenakan keluarga terutama orang tua juga memiliki berbagai kesibukan serta belum tentu memahami dan dapat menyampaikan materi pembelajaran dengan baik kepada peserta didik. Selain itu, kegiatan belajar daring yang mewajibkan siswa hanya berada di rumah dan terkadang pendidik memberikan tugas yang sangat banyak dengan batas waktu yang singkat serta berdekatan dengan batas akhir pengumpulan tugas-tugas mata pelajaran lain. Hal ini membuat pelajar dan mahasiswa merasa jenuh dan stres sehingga ingin menyegarkan pikiran dengan melihat dunia luar tetapi harus tetap berada di rumah karena pembatasan sosial. Tak jarang pelajar dan mahasiswa merindukan suasana lingkungan sekolah, seperti berinteraksi teman dan pendidik secara langsung.
Berbagai permasalahan yang dihadapi ketika pelaksanaan pembelajaran daring ini tentunya membuat pemerintah terutama Kemdikbud berkeinginan untuk mengembalikan sistem pembelajaran luring dengan memerhatikan protokol kesehatan di masa pandemi ini. Namun, sampai saat ini belum ada keputusan bagaimana sistem pembelajaran yang akan dilaksanakan pada semester depan baik di sekolah maupun perguruan tinggi. Tentunya banyak hal yang harus dipertimbangkan oleh pemerintah secara matang sebelum mengambil keputusan menerapkan pembelajaran daring atau luring di tahun ajaran berikutnya. Hal ini dikarenakan kasus masyarakat yang terinfeksi virus Covid-19 kembali melonjak tinggi sehingga memerlukan penanganan agar masyarakat yang terinfeks tidak bertambah banyak. Bahkan saat ini telah ditemukan jenis virus baru yang telah bermutasi dari Covid-19 sehingga harus segera ditindaklanjuti agar rantai penyebarannya dapat dihentikan.
Apabila pemerintah ingin segera melaksanakan pembelajaran secara luring tentunya harus mengambil tindakan, seperti segera memberikan vaksin kepada pendidik dan peserta didik. Namun, faktanya vaksin yang diberikan belum merata di seluruh daerah Indonesia terutama daerah-daerah yang jauh dari kota dan jangkauannya yang susah sehingga harus menunggu giliran terlebih dahulu. Tak hanya itu, dari pihak kesehatan yang memiliki tugas untuk memberikan vaksin sebaiknya memeriksa dan memastikan terlebih dahulu vaksin tersebut aman atau tidak untuk pasien yang akan divaksin agar tidak terulang kejadian vaksin yang menyebabkan beberapa orang meninggal dunia. Kemudian, pemerintah juga harus tegas menertibkan protokol kesehatan yang ada di masyarakat apalagi kalau sudah menerapkan kegiatan belajar mengajar secara luring yang menyebabkan interaksi di lingkungan sekolah lebih intens. Jika keadaan belum memungkinkan untuk dilaksanakan kegiatan pembelajaran luring, sebaiknya melanjutkan pembelajaran secara daring terlebih dahulu demi kesehatan dan keselamatan bersama.
Nur’aini_
Sumber gambar: Google