Home Resensi Novel “Negeri Para Bedebah”

Novel “Negeri Para Bedebah”

by admin
0 comment

Identitas buku

Judul buku     : Negeri Para Bedebah Penulis                      

Penulis  : Tere Liye

Penerbit           : PT Gramedia Pustaka Utama Kota terbit   

Kota Terbit : Jakarta

Tahun terbit     : 2012

Tebal buku      : 440 halaman, 20 cm

Genre              : Fiksi, realisme

Resensi Buku

“Di negeri para bedebah, kisah fiksi kalah seru dibanding kisah nyata. Di negeri para bedebah, musang berbulu domba berkeliaran di halaman rumah. Tetapi setidaknya, kawan, di negeri para bedebah, petarung sejati tidak akan pernah berkhianat

−sinopsis singkat yang berada di sampul belakang novel ini.

Thomas, tokoh utama dalam novel ini yang merupakan seorang konsultan keuangan profesional, lulusan universitas terbaik dengan predikat lulusan terbaik pula, menjadi pembicara dalam konferensi-konferensi internasional untuk memberikan solusi-solusi terkait keuangan. Di saat kekacauan akibat dari kehancuran Bank Semesta yang berada di depan mata, Thomas sebagai keponakan Om Liem sekaligus anak laki-laki satu-satunya di keluarga besar, memiliki dua hari untuk membereskan kekacauan dan menyelamatkan bank semesta. Upaya melarikan Om Liem ke luar negeri pukul dua dini hari batal, Thomas memutuskan membawa Om Liem ke rumah peristirahatan Opa. Sedangkan ia kembali ke Jakarta, berusaha menyelesaikan semua kekacauan, dengan bantuan rekan-rekannya. Ada Julia−wartawan yang pernah mewawancarainya di pesawat saat perjalanan kembali dari London−, Rudi, Randy dan Erik yang merupakan kenalannya di klub petarung, Maggie sekertarisnya yang cekatan dan bisa diandalkan, serta Kadek. Dengan akal cerdiknya, Thomas bisa berkali-kali kabur dari tangkapan polisi, berhasil mempengaruhi Ibu Menteri, Putra Mahkota, dan petinggi lembaga keuangan. Namun, meskipun Thomas dibantu oleh rekan-rekannya selama menyelamatkan Bank Semesta, ia juga dihadapkan dengan pengkhianatan. Thomas atau keluarganya memanggilnya Tommi, kehilangan kedua orang tuanya dalam kebakaran yang menghanguskan rumah serta kedua orang tuanya. Saat itu usianya sepuluh tahun, saat usaha yang dibangun ayahnya dan Om Liem hancur. Sejak saat itu ia membenci Om Liem yang selama ini ia yakini sebagai penyebab semua kemalangan yang terjadi pada keluarganya, hingga suatu hal membuat dendam atas kematian orang tuanya kembali membara. Ada orang lain yang hidup dengan nyaman dan mendapatkan posisi tinggi di pemerintahan setelah menipu keluarganya dan membiarkan orang tuanya mati terbakar.

Saat membaca novel ini, pembaca dapat merasakan ketegangan saat Thomas melarikan Om Liem dan harus berpacu dengan waktu dan kejaran polisi. Selain itu, pembaca akan turut merasakan kesedihan saat Thomas kecil harus kehilangan orang tuanya, hidup dengan dendam dan kebencian. Pembaca juga akan dibuat penasaran sepanjang cerita, menerka-nerka apa yang akan terjadi selanjutnya, apakah Thomas berhasil menyelamatkan orang tuanya, siapakah dalang semua kekacauan ini, dan hal-hal lain. Ada pula adegan lucu yang sekali dua kali terselip, seperti saat Thomas dan Julia harus berpura-pura menjadi pasangan yang tengah bertengkar ketika mereka ditanyai oleh polisi yang sedang berpatroli. Novel ini banyak memberikan pengetahuan seputar ekonomi yang dikemas secara apik, selain itu novel ini juga mengajarkan nilai-nilai pertemanan dan kesetiaan. Namun, beberapa istilah yang dipakai dalam novel ini agaknya sulit dipahami kaum awam, karena menggunakan istilah ekonomi dan politik. Meskipun begitu, novel ini sangat menarik untuk dibaca, terlebih jika pembaca menyukai topik mengenai ekonomi maupun topik yang cukup berat.

Shinta_

Kamu Bisa Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment