Ampun Mas Nganten,

Hamba tidak memasang telinga,

Namun dari dinding bilik ini hamba dapat mendengarnya,

Rintih tangis Mas Nganten disertai ratapan sengsara,

Hati hamba tak hanya pilu,

Namun remuk-redam bersama duka itu,

Duh cah ayu,

Mas Ngantenku,

Kau datang dari jauh,

Dari tempat dengan ombak bergemuruh,

Berubah dari gadis kumuh,

Menjadi Mas Nganten selir priyayi,

Ini bukan anugerah Gusti!

Kehidupan ningrat tidak seindah mimpi,

Di sini wanita bebas dijual-beli,

Sungguh hamba berharap Mas Nganten bisa lari

Anisah_

Kamu Bisa Baca Artikel Lainnya

Kamu Bisa Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment