Kenanga menyerbak raksi wara-wara bagi para pemuja, parasnya

Bagai sentuhan kilap baskara lembut mengalun, perangainya

Selia nun gamang menyambut sorai linimasa, hatinya

Menyeruak pena mencuri deretan kasih Sang Pemuja, favoritnya

Aria; sedang melukis pantulan kaca sukma, asmanya

 

Tetiba tuan singgah dan menyibak alunan tempo yang gesit

Bergerumbul menyingkap lembar filantropi seraya berdecak

Apa pasal bongkahan perjalanan terdekap begitu hangat; bergumam

Tak tahu-menahu bahkan ujung terdekat maupun sepanjang La Rinconada

Alhasil senandung tulus seraya menelisiki suatu tetralogi

 

Menanti sepanjang wulan bak membantun tunjangan

Menanggung nestapa penjuru seluruh awak

Segera beranjak menepi ke batas titik terendah pun terindah

Menginjak datum serta terjalin dentuman nada di setiap darah

Medio akhir hampir tertanggal mengerahkan seutuh bakam

 

Semasa menjajah dimensi panjang mulai terasa asing; ujar Aria

Ini bukan yang selama ini sudah terlewatkan, serasa runyam; hardik hatinya

Proyeksi realita di luar tetap mengalun lembut laksana semestinya

Meskipun tinta hitam menggurat dengan kasar sebagai sebuah dera

Rupanya berharap menukas lantunan gurat peragainya

Pijar Magnolia Yusuf_

Kamu Bisa Baca Artikel Lainnya

Kamu Bisa Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment