63
Laju tak pantas menyerah
Aku berjibaku dengan itu
Dengan tumpukan kertas bak pisau
Dengan peluh dipelipis
Laju tak pantas menyerah
Tanpa henti, tanpa kaki
Laju yang tak terhingga
Tak kenal lelah
Saat aku pejamkan mata
Namun mulutku masih bertasbih
Dan air mata mengalir
Lalu, maafkan aku
Aku, harapanku tak ada akhir
Dan, tak kan ada penghalangku
Haus, ya memang haus
Haus akan kepuasan
Untuk apa?
Apalagi kalau bukan
Karena orang tua itu
Aku menyayanginya
Sampai tetes darah terakhir
Sampai langkah terakhir
Sampai semua melebur satu
Jadi debu dan lenyap
Letta Tabiladhama