SEMESTA merupakan salah satu program baru yang dicanangkan pihak UNS untuk mendorong mahasiswanya mengembangkan bakat dan kreativitas mereka dalam berkegiatan.
Program Sebelas Maret Startup Academy (SEMESTA) adalah program milik Universitas Sebelas Maret (UNS) yang mendorong berkembangnya ekosistem hilirisasi dan bertumbuhnya calon perusahaan rintisan (pra-startup/startup) melalui rangkaian program seleksi sampai dengan inkubasi yang diselenggarakan oleh Direktorat Inovasi dan Hilirisasi, Divisi Startup dan Inkubasi (UNS Innovation Hub). Program ini menyediakan pendanaan melalui skema hibah bagi pra-startup dan startup terpilih untuk mengikuti proses inkubasi, pengembangan perusahaan rintisan, sampai dengan menghasilkan produk prototipe layak jual (pra-startup), atau menghasilkan perusahaan mandiri dan memiliki daya saing (startup).
Pra-startup atau startup yang mendapatkan dana hibah SEMESTA ini akan memperoleh serangkaian pembinaan pengembangan bisnis sebagai penguatan kualitas perusahaan. Ketua Divisi Startup dan Inkubasi, Catur Sugiarto, menjelaskan bahwa tim beliau mempunyai beberapa program. Program utamanya adalah program inkubasi terhadap startup, yang mana untuk mendapatkan program tersebut haruslah lolos dari seleksi penentuan. Bagi yang berhasil dalam tahap seleksi nantinya akan diberikan pembinaan secara eksklusif.
“Program ini meliputi proses seleksi, pada proses ini dinamakan proses pra-inkubasi, sedangkan proses inkubasinya berjalan dari bulan Juli-Desember. Nah ini yang dinamakan SEMESTA,” ujar Catur Sugiarto melalui Whatsapp Call pada Selasa, (13/7).
Catur mengungkapkan tujuan dari Program SEMESTA ialah untuk mengembangkan dan meningkatkan ekosistem wirausaha dan inovasi di lingkup civitas akademika UNS. Beliau menambahkan bahwa program ini dapat diikuti oleh warga kampus UNS, meliputi mahasiswa, dosen, dan alumni agar memiliki kebermanfaatan bagi masyarakat yang lebih luas.
Manfaat yang diperoleh dari keikutsertaan mahasiswa di dalam program SEMESTA ini pun sangat menguntungkan. “Semisal dapat pendanaan modal puluhan juta, dapat inkubasi bisnis selama 5 bulan, dapat hak kekayaan intelektual, dll,” ujar Muhammad Zainal Arifin, salah satu mahasiswa yang lolos seleksi Program SEMESTA melalui Whatsapp pada Selasa, (13/7).
Arifin juga menambahkan bahwa ia tidak menemui kendala selama mengikuti program tersebut. Begitupun dengan Aldi Dwi Saputra selaku ketua dari salah satu tim yang lolos program SEMESTA mengakui melihat adanya peluang dari program ini.
“Kami melihat adanya peluang startup yang bergerak di bidang pendidikan literasi, sehingga kami mencoba merintis laman kanaliterasi.com dengan pendanaan pribadi yang masih apa adanya, kebetulan juga ada program pendanaan dari UNS untuk pra-startup atau startup, sehingga ya kami buat proposalnya dan ikutan saja”, ujarnya pada Selasa, (13/7).
Segera setelah itu Aldi dan timnya mulai merancang kegiatan setelah mendengar Program SEMESTA tersebut. Dengan bimbingan Chafit Ulya, akhirnya Aldi dan kawan-kawan dapat lolos tahapan seleksi.
Setelah lolos seleksi, mahasiswa tidak langsung menjalankan program yang sudah direncanakan, akan tetapi harus melewati masa inkubasi terlebih dahulu selama 5 bulan. “Sebetulnya saat ini SEMESTA belum sampai ke tahap pelaksanaan program. Program SEMESTA yang kami ikuti adalah pra-startup. Kami belum melaksanakan usaha tersebut sampai masa inkubasi selama 5 bulan selesai”, ungkap Aldi pada Selasa, (13/7).
Program SEMESTA yang dicanangkan UNS memang berguna untuk mengasah kreativitas dan kemampuan mahasiswa. Aldi berharap setiap tahun UNS dapat mengadakan kegiatan pengembangan wirausaha seperti ini. Kegiatan ini dirasa sangat bermanfaat bagi mahasiswa UNS dan alumni UNS karena mampu mewadahi kreativitas mahasiswa di bidang wirausaha sehingga mahasiswa tidak hanya sekadar bermimpi tetapi juga dapat mewujudkannya.
Adib_
Qisti_
Sumber Gambar: uns.ic.id