Pagi kuumpat sepat kala nafasku seudara dengan namamu

Meratap pada mata yang nyalang

Entah pertanda bencimu atau rinduku

Aku tetap pada jarak yang kau robek dan kau sayat

Diam pun masih kau balas lemparan lara

Nama yang tersisih ini berbalik pada namamu yang teragung

Biarlah, rasaku kau cumbu dengan pilu

Biar begitu tetap saja,

Kecewaku mengutuk perasaan yang kau bakar dengan korek api murahan

Solo

Lulun Safira

Kamu Bisa Baca Artikel Lainnya

Kamu Bisa Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment