Film ‘Calon Bini’ adalah film terbaru yang baru saja dirilis di bioskop-bioskop Indonesia yang banyak dibicarakan oleh semua kalangan. Film ini menceritakan tentang kehidupan seorang perempuan bernama Ningsih (diperankan oleh Michelle Ziudith).
Ningsih adalah seorang gadis yang berasal dari keluarga sederhana di sebuah kota istimewa yaitu Yogyakarta. Ningsih memiliki seorang Pak Lik bernama Agung (diperankan oleh Ramzi) . Pak lik nya ini mempunyai ambisi untuk menjadi kepala desa, dia memanfaatkan Ningsih untuk mencapai tujuannya tersebut. Ningsih dipaksa untuk menikah dengan seorang anak kepala desa bernama Sapto (diperankan oleh Dian Sidik). Tentu saja hal ini ditolak oleh Ningsih karena dia lebih memilih untuk melanjutkan kuliahnya walaupun orangtuanya tidak sanggup membiayai dan disitulah masalah baru muncul bahwa dirinya harus menikah dengan Sapto. Mendengar keputusan ini, Ningsih tetap bersikukuh menolak dan nekat melarikan diri ke Jakarta.
Kaburnya Ningsih ini, membuat Pak Lik Agung kalang kabut dan Sapto menangis setiap harinya seperti orang gila. Selama perjalanannya di dalam kereta, Ningsih serasa memperoleh dukungan moral hingga akhirnya jatuh cinta dengan tokoh dalam dunia maya bernama “Jejak Langkah”. Hal ini membuat dirinya bersemangat lagi dalam dalam mengejar mimpi-mimpinya.
Saat kabur ke Jakarta, Ningsih bekerja sebagai pembantu di rumah milik Prawira (diperankan oleh Slamet Rahardjo) dan Andini (diperankan oleh Minati Atmanagara). Dalam keluarga Prawira, hubungan antara mertua dan menantu tidak pernah ada kecocokan. Yang menjadi penengah hanyalah anak pasangan tersebut, yakni Satria Bagus (diperankan oleh Rizky Nazar) yang sedang sekolah di London. Nenek dari Satria Bagus (diperankan oleh Niniek L Karim) merasa jatuh hati kepada Ningsih dan berusaha menjodohkan keduanya. Berbeda dengan nenek, orangtua Satria Bagus tidak setuju karena beranggapan Ningsih hanya seorang pembantu.
Suatu ketika, Ningsih mengirim foto-foto kegiatannya kepada orangtuanya. Namun, hal tersebut sebenarnya membawa petaka untuk Ningsih sendiri karena perbedaan presepsi. Perbedaan presepsi itulah awal dari memanasnya rumah mewah tersebut. Hingga dipecatnya Ningsih dari pekerjaannya. Meskipun begitu, nenek tetap pada pendiriannya untuk menjodohkan Ningsih dengan Satria. Bahkan Nenek pun memaksa cucunya tersebut menjemput Ningsih ke desa untuk dijadikan calon bini. Saat Satria Bagus menyusul ke desa terungkap sosok dibalik “Jejak Langkah”.
Bapak Ningsih sudah terlanjur memutuskan untuk melangsungkan lamaran Sapto. Namun Ningsih masih pada pendiriannya. Saat melangsungkan lamaran semua dikagetkan dengan kedatangan keluarga Satria Bagus dengan membawa sekotak barang yang tak disangka-sangka isinya. Melalui perbedabatan yang panjang akhirnya keluarga Ningsih merestui lamaran Satria Bagus. Akhirnya Ningsih menjadi calon bini Satria Bagus dan ikut dengan Satria Bagus ke New York untuk melanjutkan pendidikannya.
Dikemas dengan alur maju yang begitu apik film ini mempunyai banyak kelebihan. Salah satunya film yang hampir semua percakapan menggunakan Bahasa Jawa ini dapat memperkuat penggambaran latar dan suasana yang ingin disampaikan oleh penulis. Terlepas dari penggunaan Bahasa Jawa yang tak semua orang mengerti, justru hal itu lah yang dapat membuat penonton menambah kosakata salah satu bahasa daerah yang ada di Indonesia. Totalitas aktor dan aktris yang handal juga dapat membuat cerita ini semakin hidup dengan komedi-komedi yang sangat menggelitik. Tak cukup sampai di situ, drama komedi ini juga banyak mengandung amanat untuk penonton tentang cita-cita dan cinta sehingga layak untuk ditonton terutama bagi kalangan remaja.
Secara keseluruhan film ini bagus dan penonton diajak main tebak-tebakan dengan alur cerita selanjutnya yang sulit untuk ditebak sehingga membuat penonton harus menyelesaikan film ini agar mengetahui isi cerita yang sesungguhnya. Meskipun masih terdapat kata-kata kasar dalam beberapa percakapan namun itu masih dapat dimaklumi.
Inaza Zamalia
SMKN 2 Depok, Sleman