Tribunnews gelar obrolan virtual mengenai kasus penangkapan 10 mahasiswa UNS oleh aparat ketika bentangkan poster saat Presiden Joko Widodo berkunjung ke Solo
Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo berkunjung ke Solo untuk menghadiri Forum Rektor se-Indonesia di Auditorium Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) pada hari senin kemarin. Kunjungan presiden ini tentunya disambut hangat oleh masyarakat Solo tak terkecuali mahasiswa UNS. Kesempatan ini pun dimanfaatkan oleh mahasiswa UNS untuk menyampaikan aspirasi-aspirasi tentang keluhan masyarakat dan juga keluhan para mahasiswa. Sayangnya, niat baik ini tidak ditanggapi oleh pihak kampus. Pihak kampus tidak memberi ruang bagi mahasiswa untuk menyampaikan aspirasinya secara langsung kepada presiden Joko Widodo.
Alqis Bahnan, presiden BEM FKIP UNS sekaligus Jubir penangkapan mahasiswa UNS menjelaskan bahwa pihak BEM sebenarnya ingin bertemu langsung dengan presiden namun tidak ada tanggapan dari pihak kampus. Akhirnya beberapa mahasiswa mencari cara lain untuk menyampaikan aspirasi yakni dengan menggunakan poster. Namun, ketika baru saja membentangkan poster, aparat kepolisian setempat langsung meringkus mahasiswa bahkan satu mahasiswa sempat diborgol oleh polisi(13/9). Pada saat itu ada 10 mahasiswa yang diamankan oleh polisi. Tindakan tersebut tentunya menimbulkan protes dari mahasiswa karena tidak seharusnya aparat kepolisian membungkam mahasiswa yang ingin berekspresi. “ Kita bukan aksi, tapi hanya menyambut Bapak Presiden dan menyampaikan aspirasi dengan poster” tegas Alqis saat diwawancarai jurnalis TribunSolo.com secara virtual pada kanal Youtube (16/9).
Alqis juga mengatakan bahwa ada kekhawatiran terhadap mahasiswa-mahasiswa yang diamankan oleh polisi karena saat penangkapan sempat terjadi tindakan fisik. Beruntung, ketika diamankan polisi mahasiswa hanya dimintai keterangan dan tidak ada tindakan yang represif. Faldo Maldini, Stafsus Menteri Sekretaris Negara mengatakan bahwa tindakan yang dilakukan aparat kepolisian itu sudah offside. “ Pengamanan harusnya berjalan secara humanis” tambah Faldo. Ia juga mengatakan bahwa penangkapan mahasiswa ini sudah sampai ke telinga presiden dan sudah ditindak lanjuti dengan memberi teguran kepada Kapolri. “Keresahan masyarakat dan juga mahasiswa jangan sampai didiamkan” ungkap Faldo. Maka dari itu ia berharap bahwa aparat bisa lebih melindungi dan mengayomi masyarakat .
Julius menjelaskan, “Ketika seseorang membawa poster, itu merupakan hak kebebasan untuk berpendapat dan itu tidak boleh diganggu gugat selama tidak melampaui batas”. Pihak kepolisian yang bertugas dijalanan terlalu ekspresif dalam menjalankan tugasnya pada saat mahasiswa melakukan penyambutan kepada Pak Jokowi. Padahal telah kita ketahui bersama bahwa Polisi dilarang bersikap ekpresif dan reaktif dalam bertindak di lapangan. Dari live youtube yang telah berlangsung, Alqis berharap bahwa pemerintah harus membuka ruang aspirasi seluas-luasnya dan bagi masyarakat beserta mahasiswa jangan takut untuk berekspresi. “Kami ingin bahwa bangsa ini tahu bahwa kami mencintai bangsa ini lebih dari kita mencintai diri sendiri. Maka dari itu kami ingin bangsa ini menjadi bangsa yang lebih baik dan bermartabat”. Faldo juga berharap bahwa kita harus menjaga demokrasi kita. ”Tindakan represif kali ini jadi catatan demokrasi era rezim Jokowi yang harus dibenahi”, ucap Julius untuk harapannya.
Indah_
Adib_