BEM FKIP menjelaskan kejadian pemanggilan dari Dekanat pasca melakukan orasi dosa-dosa UNS pada PKKMB FKIP hari kedua.
Orasi Presiden BEM FKIP pada PKKMB FKIP UNS hari kedua yang menyerukan dosa-dosa UNS berbuah pemanggilan dari pihak dekanat. Vidio PKKMB FKIP hari kedua yang ditanyangkan pada kanal Youtube SEMAR TV pun telah dihapus. Melalui Konferensi Pers yang diadakan oleh BEM FKIP pada Kamis, 19 Agustus pukul 19.30, Alqis Bahnan selaku presiden BEM FKIP menjelaskan kejadian pemanggilan tersebut. Pasalnya setelah kegiatan PKKMB hari kedua sekaligus dalam rangkaian acara expo UKM selesai, Alqis menerima pangilan dari pihak dekanat sekitar pukul 18.00 WIB.
“Pemanggilannya pukul 6 lebih dikit ke ruangan WD 1. Dimintai keterangan apa yang telah saya sampaikan,” jawab Alqis pada salah satu mahasiswa yang bertanya dalam konferensi pers tersebut. Alqis mengungkapkan bahwa pihak BEM diminta untuk klarifikasi dan menjelaskan terkait orasinya.
“Tidak ada tekanan dari pihak lain,” tambahnya.
Alqis menekankan pada orasi tersebut tidak ada keterlibatan dari panitia PKKMB, PIT, maupun dari tim IT. Orasi tersebut murni dari presiden BEM FKIP.
Dalam pernyataannya Ia meminta maaf kepada seluruh panitia, tim IT, PIC dosen, dekanat, dan seluruh mahasiswa yang tergabung dalam UKM serta HMP (Himpunan Mahasiswa Prodi) karena secara teknis telah mengganggu jalannya acara PKKMB hari kedua. Namun, orasi yang telah ia sampaikan kemarin adalah bentuk kewajiban BEM sebagai pelayan mahasiswa.
“Kami menyampaikan keresahan yang sudah lama dipendam dan dirasakan teman-teman FKIP atau fakultas lain. Namun mereka tidak berani mengungkapkan,” tutur Alqis.
Adapun permasalahan-permasalahan yang diungkapkan dalam orasi BEM FKIP adalah masalah pilihan SPI Rp 0 pada penerimaan mahasiswa jalur mandiri yang dihilangkan, pembayaran Almet diluar UKT, pemerataan Sarpras, serta beberapa keresahan lainnya. Keresahan-keresahan itu pula telah dibahas dalam audiensi dengan jajaran rektorat namun belum menemukan titik terang.
Alqis menuturkan alasan dan urgensi dilakukannya orasi tersebut di hadapan mahasiswa baru adalah sebagai pemahaman terhadap mahasiswa baru tentang apa yang ada di kampus. Lebih lanjut ia menuturkan bahwa setiap PKKMB terdapat orasi yangg menyinggung permasalah kampus. Hal tersebut bukan bermaksud untuk menjelekkan melaikan lebih bersifat mengawal apa saja yang menjadi keresahan mahasiswa.
Pada akhir pernyataannya Alqis berpesan kepada seluruh mahasiswa untuk tidak takut menyampaikan aspirasinya. Ia juga menekankan bahwa permasalah orasi di PKKMB tersebut sudah selesai, namun permasalah kampus yang ia suarakan belum terselesaikan.
“Mari kita kawal bersama-sama. Ini bukan tugas presiden BEM ataupun BEM saja, tapi tugas kita semua,” ujar Alqis.
Lulun_