Derik suara lantang yang memekik semenjana memburu tempo

Dibalutnya surya senjani menerpa Gajayana sang perwira kala sore itu

Bak swarawati unjuk gita menyibak langit yang urung pamor

Berhenti tatkala mengurung beberapa hitungan untuk beralih massa

Tenang, pun menyulut nan terbungkam jenuh ia menyilamu sejauh angan

 

Hadir menghujam bersemilir menerobos pongsu-pongsu sekat bilik

Tetiba pandangku menyibak remang siluet rerupa ihwal

Rupanya, Nita menyeba patron Parang dibawah buaian lampu centing

Kulihat, kobaran sinergi menoreh pola itu bingar sekali

Saban luang selalu menyusuri bingkai dengan tangar menyapu guratan sangar

 

Mulai gusar mencari muasal makna filosofis Parang milik Nita

Gamang? Ria? Terlihat melampuai jauh dan tidak senada dari prasangka itu

Hanya hendak sesederhana memaknai sebuah proses yang tak remeh-temeh

Lembaran-lembaran patron menuai sepintas kisahnya sendiri

Tiba-tiba proyeksiku turut mengerucut terhadap suatu arti

 

Patron Parang menggaungkan sebuah alkisah “Curahan Kasih Seorang Ibu”

Per tarian gemulai nan lihai jari jemarinya menari di lembar suci dan bersih

Merayah sebatang canting guna menoreh sorai gemilang

Pijar Magnolia Yusuf_

Kamu Bisa Baca Artikel Lainnya

Kamu Bisa Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment