Home Cerpen Apa Kamu Rindu?

Apa Kamu Rindu?

by admin
0 comment

“Ada message dari Arif, ini Arif siapa? Temenku dulu yang pernah deket sama aku?”, tanya Nia kepada pacarnya, Andre.

“Emmm… bukan, itu teman aku, kamu gak kenal kok”, jawab Andre.

Keesokan harinya, di tengah kesibukkan Nia mengerjakan tugas, ada telepon masuk dari teman sekampusnya. Temannya mengatakan bahwa Andre berselingkuh dengan teman setongkrongannya. Mendengar hal tersebut Nia sangat kecewa terhadap Andre. Dan benar saja, tak lama setelah itu ada seseorang mengirimkan foto Andre yang tngah bermesraan dengan cewek lain. Setelah kejadian itu pun Nia berniat untuk memutuskan Andre saat itu juga, karena sudah muak dengan tingkah laku Andre kepadanya.

Semenjak Nia putus, ia menjadi dekat dengan teman Andre, Arif namanya. Sebenarnya mereka sudah saling kenal sejak sebelum Nia mengenal Andre. Tetapi mereka hanyalah sebatas teman dekat

Tak terasa Nia dan Arif semakin akrab dan bahkan lebih dekat daripada mereka yang dulu. Mereka merasa saling nyaman satu sama lain.

“Waduh… seneng banget nih adek Abang”, goda Nanda kepada adiknya yang sedang senyum-senyum sendiri ketika melihat layar ponselnya.

“Apa sih kak! Ganggu aja deh”, protes Nia yang tak mau diganggu oleh kakaknya.

Ketika Nia sedang asik membaca buku tiba-tiba ada panggilan dari Arif yang hendak mengajak Nia jalan bareng sore nanti. Nia pun mengiyakan ajakan Arif dengan cepat dan senang hati.

Sore pun tiba. Nia sedang asik merias dirinya agar tampil lebih cantik di depan Arif nanti.

Perfect!”, gumamnya sambil memutar tubuhnya di depan cermin dan sambil mengecek handphone untuk membuka pesan dari Arif, dan benar saja dia sudah di depan rumahnya. Nia pun langsung keluar dari kamarnya dan berpamitan kepada kedua orang tuanya untuk pergi berdua dengan Arif.

Mereka berdua pergi ke sebuah restoran untuk makan bersama.

***

Pagi harinya, Nia dan keluarga sarapan bersama di ruang makan.

“Ni, apa yang dibilang Abang bener?”, tanya Mama membuka pembicaraan.

“Soal apa, Ma?”

“Kamu pacaran sama Arif?”

“Iya, Ma. Emang kenapa kalau Nia pacaran dengan Arif? Ada yang salah?”

“Mending kamu jauhin aja itu si Arif, Abang udah cerita ke Mama-Papa tentang sikap dia, Abang tau sikap dia yang sebenarnya jadi jauhin dia!” ujar Nanda dengan sedikit penekanan.

Don’t judge by the cover, Bang. Lagi pula Arif udah baik banget dengan Nia”, protes Nia.

“Pokoknya Papa minta kamu jauhin dia, Papa gak suka kamu pacaran sama dia, mengerti?!”, ucap papa tegas.

Nia begitu kecewa mendengar ucapan keluarganya, ia langsung bergegas lari ke kamarnya.

***

Keesokkan harinya, Nia menceritakan pada Arif tentang apa yang keluarganya pinta pada hubungan mereka berdua.

Arif tidak heran jika hal ini terjadi. Dia sangat tau penyebab utama keluarga Nia menjauhinya. Ini adalah ketakutan terbesarnya semenjak pacaran dengan Nia karena ada masalah di masa lalunya dengan kakak Nia.

Dahulu ketika Nanda dan Arif satu sekolah mereka menyukai cewek yang sama, Devi namanya. Namun, Arif lah yang berhasil berpacaran dengan Devi. Mengetahui hal itu, Nanda pun sangat marah kepada Arif. Sejak saat itulah Nanda menyimpan dendam kepada Arif hingga sekarang. Tetapi itu hanyalah salah paham, karena pada akhirnya Arif pun tidak melanjutkan hubungannya dengan Devi karena Arif masih ingin bersahabatan dengan Nanda. Tetapi apalah daya, Nanda terlanjur marah besar dan tak ingin lagi bertemu dengan Arif.

***

Malam itu, Nia sedang belajar ketika Nanda tiba-tiba memasuki kamar Nia.

“Masih marah ya sama Abang?”, tanya Nanda pada Nia.

“Gak, biasa aja”

“Maafin Abang, ya…. Memang benar apa yang kamu bilang tentang Arif kalau dia itu baik. Dia pantas buat kamu Nia, Abang restuin hubungan kalian berdua”, ujar Nanda dengan bijak.

“Kenapa Abang jadi mendadak berubah pikiran begini? Aku beneran boleh nih pacaran sama Arif?”, tanya Nia heran.

“Tadi sore Abang ketemu Arif di tempat biasa Abang nongkrong. Di sana Arif menceritakan apa yang sebenarnya terjadi di masa lalu. Sudahlah itu cuma masa lalu. Tak perlu diingat lagi. Maafin Abang, ya?”, pinta Nanda memelas.

“Iya, Abang…. Nia maafin kok. Lagi pula Abang begitu juga karena takut Nia salah milih pasangan juga”, balas Nia sambil memeluk Nanda dengan raut wajah bahagia.

***

Libur kuliah telah tiba. Nanda ingin mengajak pacarnya bersama dengan Arif dan Nia untuk berlibur di villa yang Papa miliki.

Jumat sore mereka berempat sudah rapi dengan segala perlengkapan dan kebutuhan mereka. Mereka pun berpamitan kepada orang tua Nanda dan Nia. Mereka berangkat menggunakan mobil Arif.

Sesampainya di villa, waktu menunjukkan pukul 10 malam, mereka langsung bergegas mencari kamar mereka masing-masing dan segera tidur.

Keesokan harinya mereka berempat berjalan bersama menyusuri jalan-jalan di pedesaan sambil menikmati pemandangan di pagi hari yang cerah. Sesampainya di villa, Nia dan pacar Nanda, Tala, ingin memasak untuk sarapan paginya.

“Ehhh… Lupa beli telur sekalian tadi”, ujar Tala sembari menepuk jiidatnya.

“Yaudah kalau gitu aku aja yang beli, Kak”, jawab Nia

Nia pun bergegas untuk pergi ke warung untuk membeli telur. Tetapi Arif mengikutinya dari belakang.

“Kmu mau ngapain?”, tanya Nia.

“Mau nemenin pacar aku ke warung. Sayang, cantik-cantik begini kalo jalan sendiri”

“Dihh… orang cuma deket kok”, balas Nia cepat.

Setelah mereka selesai membeli yang dibutuhkan, mereka hendak kembali ke villa. Ketika dirasa jalan sedikit kosong, Arif menggandeng tangan Nia untuk menyeberang perlahan. Namun malangnya, tiba-tiba dari ruas kanan jalan ada sebuah bus yang melaju kencang. Arif dan Nia pun terkejut dan berusaha menghindar, namun keduanya kalah cepat.

Braaaaaaaakkkkkk

Bus itu menabrak beberapa kendaraan dan Arif juga. Nia berhasil selamat setelah tersungkur oleh dorongan Arif yang sangat cepat. Nia yang tak mendapati keberadaan Arif langsung panik mencari keberadaan kekasihnya itu.

“ARIF, KAMU DI MANA?!”, teriak Nia histeris yang berusaha menerobos kerumunan.

Sampai pada akhirnya dia berhasil mendapati sosok Arif yang tergeletak lemah bercucuran darah. Nia langsung berlari menghampiri tubuh kekasihnya tersebut.

“Rif, bangun!”, teriak Nia sambil mengguncang seluruh tubuh Arif.

Akhirnya Arif membuka matanya dan menatap kekasihnya dengan sendu.

“Sayang, aku di sini…. Kamu yang kuat, ya? Tunggu sebentar ya”, ucap Nia terisak melihat keadaan tubuh Arif sekarang.

Arif tersenyum menatap Nia lalu memejamkan kembali matanya.

“ARIFFFFFFFFFFFFFFF!!!!!!”, Nia menjerit histeris.

***

Semenjak kejadian itu, Nia tak sadarkan diri.

“Ma, Nia di mana? Arif mana, Ma?”, tanya Nia bingung.

“Kamu di rumah sakit, sayang…”

Nia diantar oleh keluarganya ke tempat Arif berada. Nia sangat senang karena dia sangat merindukan sosok Arif. Sesampainya di sana, Nia mendapati sebujur tubuh terbaring lemah ditutupi dengan kain putih di ruang tengah, dikelilingi beberapa keluarga Arif yang menampilkan raut kesedihan.

“Ma, siapa yang meninggal?”, tanya Nia bingung.

“Nia, sayang…. Kamu yang sabar ya, Nak. Arif sudah dipanggil Yang Maha Kuasa. Kamu harus ikhlas”, ujar Mama tak sanggup menahan air mata.

“ARIFFFFFFFF!!!!”, teriak Nia sambil berlari menuju tubuh Arif yang dingin nan kaku.

***

Prosesi pemakaman berjalan dengan lancar. Nia duduk di sebelah batu nisan yang bertuliskan nama kekasihnya. Masih setengah tak percaya orang yang disayanginya pergi dengan cepat.

“Aku akan selalu sayang kamu, Rif”, bisik Nia penuh ketulusan.

TAMAT

Ifa_

Sumber gambar: google

Kamu Bisa Baca Artikel Lainnya

Kamu Bisa Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment