Dua tahun belakangan saat pandemi sedang kritis ibadah di Bulan Ramadhan tidak berjalan secara maksimal. Saat ini kasus Covid-19 sudah menurun, Ramadhan seperti sebelum pandemi apakah akan kembali?
Pandemi Covid-19 sudah terjadi lebih dari dua tahun hingga hari ini, banyak larangan kegiatan saat pandemi terjadi. Jangankan memikirkan kegiatan di luar, di dalam rumah pun kita harus waspada dengan suasana pandemi yang mencekam.
Banyak sektor yang terdampak pandemi, salah satu yang paling terdampak adalah sektor ekonomi dan sosial. Kita tidak boleh berkerumun, jarang mengadakan pertemuan sosial secara langsung, hingga menjadi takut ke luar untuk sekedar mengunjungi dan membeli barang di tempat umum.
Karena pandemi ini Ramadhan pada tahun 2020 dan 2021 menjadi sepi, tak ada lagi acara buka bersama dan tempat makan sepi dan tak jarang ditemukan pemilik tempat makan terpaksa menutup usahanya di masa pandemi.
Tempat ibadah yang sebelumnya ramai setiap malam kini menjadi sepi, bahkan di beberapa tempat tidak diperbolehkan ibadah bersama. Saat hari raya tiba pulang kampung tidak diperbolehkan, bahkan dengan tetangga di sekitar rumah pun hanya bisa bertegur sapa seadanya.
Hingga ibadah umat Islam yang hanya dilangsungkan satu tahun sekali kini tidak bisa dilakukan secara bersama-sama seperti sebelum pandemi melanda.
Kita semua merasa Ramadhan pada tahun dimana pandemi melanda menjadi Ramadhan yang sepi dan mencekam.
Mencekam karena pada hari yang fitri juga menjadi hari di mana banyak keluarga merasakan kehilangan orang yang di sayang, banyak keluarga yang merasa sedih karena Ramadhan tidak lagi bisa bersama dengan keluarga yang hilang direnggut pandemi.
Tidak semua keluarga memang, tetapi suasana yang menyelimuti keluarga yang berduka pasti juga kita rasakan.
Tahun ini Ramadhan kembali menjadi hari yang dinanti dan disyukuri, ada banyak suka cita karena kini suasana Ramadhan perlahan sudah kembali seperti sebelum pandemi. Yang merasa kehilangan mulai mengikhlaskan, sanak saudara datang menghibur hati yang masih duka, dan suasana kembali ceria.
Banyak keluarga yang telah lama tidak berjumpa kini akhirnya bisa berjumpa kembali dan bersilaturahmi secara langsung, tak lagi dengan alat komunikasi jarak jauh.
Ibadah bulan Ramadhan yang biasanya dilakukan dengan bersama sanak saudara dan kerabat tahun ini pun sudah kembali diadakan walaupun dengan aturan yang tetap dijaga, hal ini tentu lebih baik karena setidaknya kita bisa bersua langsung dengan sanak saudara dan kerabat, tidak seperti saat pandemi sedang kritis.
Ramadhan tahun ini kita sudah diperbolehkan untuk mengadakan buka bersama di luar, rumah makan kembali ramai dengan senda gurau para pelanggan, kegiatan sosial mulai berjalan dengan baik.
Hal tersebut juga berdampak pada ekonomi UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) karena kini mereka tak lagi dilarang untuk berjualan.
Suasana Ramadhan tahun ini penuh dengan aura positif. Apabila melihat kembali dua tahun belakangan saat kasus Covid-19 terus meningkat, kita pasti merasa bahwa pada masa itu Ramadhan memang kita laksanakan dengan cara yang berbeda seperti Ramadhan sebelumya.
Tetapi pengalaman Ramadhan di tengah pandemi seperti pada masa tersebut juga merupakan Ramadhan yang tidak mungkin dilupakan.
Bagi saya sendiri Ramadhan tahun itu tidak akan terlupa karena kegembiraan yang dirasakan saat menyambut Ramadhan diiringi dengan kesedihan orang di sekitar.
Jika dibandingkan dengan tahun ini Ramadhan bagi saya merupakan hal yang berarti dan dinanti, tidak hanya saya mungkin bisa juga sangat berarti bagi orang lain karena walaupun belum tuntas tetapi pandemi sudah jauh berkurang, tidak seperti dahulu dimana suara adzan dan takbir juga diiringi dengan suara sirine ambulan.
Meskipun saat pandemi sedang kritis membuat Ramadhan terasa kurang, tetapi saya mengambil pelajaran bahwa kita tidak boleh menyalahkan pandemi.
Karena dengan adanya pandemi, membuat saya menjadi lebih bersyukur karena bisa berjumpa lagi dengan Ramadhan tahun ini. Hal inilah yang membuat Ramadhan lebih berarti.
Nada_
Sumber Foto: Gogle