Lpmmotivasi.com – Seluruh mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Soloraya melakukan aksi solidaritas peduli Kendeng di Bundaran Lilin Kartasura (23/3). Aksi ini diikuti oleh mahasiswa dari berbagai Perguruan Tinggi di Solo seperti, UNS, Univet Sukoharjo, IAIN Surakarta UMS, UTP, UNSA dan beberapa mahasiswa yang tergabung dalam organisasi Eksternal.
Beberapa aksi yang dilakukan oleh mahasiswa dan masyarakat juga terjadi di berbagai daerah seperti di Semarang, Bandung dan Jakarta. Aksi solidaritas ini dilakukan untuk mendukung warga kendeng yang sedang berjuang dengan cara memasung kakinya dengan semen sebagai bentuk penolakan didirikannya Pabrik Semen di daerah Karst Kendeng. Lebih lanjut, aksi ini didasari oleh meninggalnya salah satu warga Kendeng dalam aksi pasung semen yakni ibu Patmi (48) yang meninggal diduga karena serangan jantung.
Agenda Demo diisi dengan dengan shalat ghaib yang ditujukan untuk mendoakan Ibu Patmi yang gugur saat memperjuangkan Kendeng. Kericuhan terjadi ketika anggota kepolisian memaksa membubarkan aksi dengan cara mendorong barisan barikade yang dibuat oleh mahasiswa.
Polisi mencoba membubarkan Aksi tersebut karena mahasiswa telah memblokade jalan yang dianggap telah mengganggu kelancaran lalu lintas. Namun hal ini ditanggapi oleh wakil Presiden BEM UNS “Kami hanya memblokade jalan beberapa jam pak, tapi penderitaan telah yang diderita rakyat jauh lebih lama” ucap Iqbal dalam suasana ricuh. Setelah kondisi kembali tertib, aksi ini dilanjutkan dengan teatrikal yang dilakukan oleh mahasiswa.
Beberapa aksi yang dilakukan di berbagai daerah ini mengecam Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang telah mengeluarkan izin lingkungan No. 660.1/6 tahun 2017. Padahal, sebelumnya pengadilan telah mencabut izin pendirian pabrik Semen yang ada di Pegunungan Karst Kendeng. Namun dengan alasan yang tidak benar adanya, Ganjar justru menyuruh pabrik semen untuk melengkapi beberapa hal yang menjadi kendala perizinan. AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) yang dikeluarkan oleh para ahli, setelah ditinjau ulang justru didapati beberapa kebohongan. Salah satunya yang menyatakan bahwa tidak adanya rongga-rongga air di wilayah Karst muda Kendeng. Justru seharusnya Karst muda itu dilestarikan karena memiliki sumber air yang dapat menunjang kelanjutan hidup masyarakat Kendeng.
Namun pada Aksi Solidaritas kali ini tidak nampak simbol-simbol Mapala Surakarta. Padahal, Mapala Surakarta menjadi pemantik pada aksi Solidaritas di Jl. Slamet Riyadi pada acara CFD, Januari sebelumnya. “Emang dari mapala tidak bergerak” ucap Brigitta, anggota Mapala Garba Wira Bhuana UNS. (24/3). Ia menyayangkan Aliansi Mahasiswa Surakarta yang hanya mengundang mahasiswa lainya dengan undangan terbuka saja. Kurangnya konsolidasi dalam seruan aksi Aliansi Mahasiswa Surakarta disinyalir menjadi penyebab Mapala Surakarta tidak ikut dalam aksi kali ini.
Saat dihubungi melalui pesan Whatsapp, Wapres BEM UNS mengaku tidak tahu menahu soal tidak hadirnya Mapala UNS tersebut. Dia mengaku telah menyebarluaskan ajakan untuk turun aksi. “Loh kok Tanya saya, Tanya temen-temen garba lah. Kita sudah ngeshare undangan terbuka” jelas Iqbal.
Pinky Annisa